Selasa, 14 Desember 2010

Sejarah Munculnya Filsafat

Kenapa filsafat muncul didaerah yunani? Ini yang pasti perama kali muncul dibenak kita tanpa disadari atau tidak. Karena disana tidak mempersoalkan perbedaan satus sosial, berbeda dengan Mesopotamia dan Babilonia.
Persoalan yang pertama kali muncul saat itu adalah persoalan kehidupan menyangkut bagaimana asal muasal jagat raya atau alam semesta ini. Mereka menjawab hanya bergantung pada mitos, legenda, kepercayaan dan agama sebagai bentuk keyakinan. Sekitar abad ke-7 SM, di yunani mulai mencari jawaban yang rasional.
The Greek Miracle, ada tiga faktor yang menjadi latar belakang Yaitu:
Pertama, mitos bangsa yunani. Kedua, kesusaateraan yunani, dan yang ketiga, pengaruh ilmu pengetahuan. (K. Bertens. 1990)
Untuk lebih mudah memahami filsafat serta aliran-aliran beserta tokoh-tokoh, maka ada empat klasifikasi periode. Filsafat klasik, pertengahan (Renaisan), modern dan kontemporer. (Ali Maksum. Ar-Ruzz Media, 2009)

A. Pra-Socrates (Filsafat Alam)
1.Thales (624-545 SM) lahir di Miletus, yunani. Zat utama yang menjadi semua kehidupan adalah air. Juga disebut sebagai madshab Milesian.
2.Anaximander (610-546 SM) adalah murid thales serta tokoh kedua Mdzhab Milesian. Segala sesuatu berasal dari subtansi yang asali, tapi bukan air melain kan “tak terbatas” abadi dan tak mengenal usia serta melingkupi seluruh dunia.
3.Anaximenes (585-528 SM) asal usul dunia adalah udara.
4.Pythagoras (582-496 SM) pemikirannya lebih dikenal dengan teorema serta menganggap dunia ini selalu berkaitan dengan matematika artinya semua dapat diprediksi.
5.Xenophanes (580-470 SM) seorang agamawan dan taat beragama. Tuhan itu tidak banyak tapi hanya satu, segala sesuatu di dunia ini berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.
6.Parmenides (540-475 SM) lahir di Elea, italia selatan. Ahli dalam bidang politik. Pemikirannya tentang pembagian pengetahuan manusia dalam dua bentuk. Pertama, pengetahuan indra, dan kedua, pengetahuan budi. Yang pertama selalu berubah dan tidak abadi, namun pengetahuan yang kedua bersifat tetap dan abadi. Makanya dia berstetmen “yang ada itu ada” dan “yang tidak ada itu tidak ada”.
7.Heraklitos (535-480 SM) lahir di kota Ephesos. Dipengaruhi oleh filsuf Miletos. Pikirannya segala sesuatu berasal dari api, dan segala sesuatu yang ada di dunia pasti berubah. Tidak ada sesuatu yang tetap, semuanya dalam keadaan menjadi. Oleh karena itu, ia dikenal dengan filsafat menjadi.
8.Zeno (+490 SM) lahir di Elea, murid Parmenides. Ia mempertahankan benar kesatuan ini dan mengingkari benar gerak. Contohnya anak panah yang dipanahkan dari busurnya, hal itu bukan busurnya yang bergerak tapi realitas ada itu sendiri.
9.Empedocles (492-432 SM) lahir di Acragas, di pesisir selatan sisilia. Dikenal sebagai politisi demokrat sekaligus sosok yang mengaku dewa. Setujua dengan pendapat parmenides, namun disisi lain ia menentangnya dengan mengatakan bahwa kesaksian indra adalah palsu. Bahwa asal usul kehidupan itu terbentuk dari empat anasir yaitu air, udara, api dan tanah.
10.Anaxagoras 499-428 SM) lahir di clzomenae, ia termasuk penganut tradisi ilmiah dan Rasionalis Lonia. Dia yang pertama kali memperkenalkan filsafat di Athena. Bahwa ruhlah yang menjadi pertama kali perubahan-perubahan fisik. Ajaran filsafatnya menyerupai Empedocles. Yang terpenting ajarannya tentang nous (ruh,akal). Ruh tidak terpisah dari segala sesuatu, tidak bercampur dengan benih-benih. Ruh adalah yang terhalus dan tersempurna dari segala sesuatu. Oleh karenyanya, ruh menguasai segala sesuatu yang berjiwa.
11.Democritos (460-370 SM) ajarannya bahwa realitas bukan satu saja, melainkan banyak unsur. Unsur itu ia sebut sebagai atomos “tak terbagi”. Setiap atom tidak dijadikan, tidak termusnahkan dan tidak berubah. Serta ia juga membedakan dua bentuk pengetahuan; pengetahuan indra yang keliru dan pengetahuan budi yang benar. Jadi ada pengetahuan sebenarnya dan pengetahuan tidak sebenarnya.
Persoalan yang sangat rumit dari berbagai tokoh dalam arche (asal mula segala sesuatu). Serta konflik antara Heraklitos dan Parmenides tentang menjadi dan ada.

B. Zaman Keemasan: Sokrates, Plato dan Aristoteles
1.Socrates (470-399 SM) lahir di Athena, filsuf pertama dari tiga ahli filsafat besar di Yunani, yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles. Perhatian Socrates sama dengan Shopis yaitu manusia, tapi bedanya kalau Shopis ketika mengajarkan pengetahuannya selalu memungut bayaran, Socrates malah sebaliknya tidak pernah meminta bayaran ataupun memungut bayaran dari murid-muridnya. Shopis berarti sarjana dan cendekiawan. Pada abad 4 SM sudah tidak disebut Shopis lagi melainakan dengan sebutan filosof, filsuf. Sebutan Shopis itu dipakai untuk guru yang berkeliling dari kota ke kota untuk mengajar. Dan oleh kaum Shopis, Socrates dituduh memberikan ajaran barunya, merusak moral para pemuda, dan menentang kepercayaan negara.
Ia berpendapar bahwa dalam diri manusia terdapai dua unsur nilai yaitu nilai jasmaniyah dan ruhaniyah yang masing-masing tidak dapat terpisahkan oleh karenanya ia selalu berusaha menyelidiki manusia secara keseluruhan. Socrates dalam menghadapi kaum Shopis dengan metode yang lebih dikenal dengan sebuta dialektika-kritis (dialektika).
Ia hidup disaat Athena diruntuhkan oleh orang-orang oligarki dan orang demokratis. Masyarakat disana didoktrin oleh kaum relativisme dari kaum shopis. Socrates adalah filsuf yang absolut dan meyakini bahwa menegakkan moral merupakan tugas utama seorang filosof.
Socrates percaya bahwa kebaikan berasal dari pengetahuan diri dari pengetahuan dan manusia pada dasarnya adalah jujur, dan kejahatan suatu upaya akibat salah pengarahan yang membebani kondisi seseorang. Pepatahnya yang terkenal; “kenalilah dirimu”.
Doktrin politik Socrates adalah “kebijakan adalah pengetahuan”. Prinsip politik olehnya juga diidentik beratkan pada etika yaitu dalam anggapa tersebut. Juga mengajarkan prinsip-prinsip moralitas yang tidak pernah berubah dan universal yang terdapat pada hukum-hukum dan tradisi-tradisi yang beragam di pelbagai belahan dunia ini. Socrates mendasarkan hukum tersebut pada akal, konsepsi inilah secara formal menjadi bagian dari pemikiran filosofis. Kata-kata Socrates diakhir hidupnya” saya lebih baik dihukum mati, tetapi ajaran kebenaran yang saya sampaikan tetap hidup.
2.Plato (427-347 SM) lahir di Athena, pulau Aegia, ia murid sekaligus sahabat diskusi Socrates yang juga adalah guru dari Aristoteles. Pemikirannya yang terpeting adalah gagasan mengenai idea. Dalam falsafahnya ia menjelaskan, dunia ini hanyalah bayangan dari dunia idea. Jelaslah kebenaran umum itu memang sudah ada, bukan dibuat melainkan sudah ada di dalam idea. Selain dikenal dengan pemikir juga sebagai sastrawan.
Dunia realitas adalah dunia ide dan dunia inilah yang menjadi model dunia pengalaman.
Tentang Tuhan juga dijelaskan olehnya, bahwasanya pertama, manusia mempunyai Tuhan sebagai penciptanya, kedua, Tuhan mengetahui segala sesuatu yag diperbuat oleh manusia, ketiga, Tuhanlah yang menjadikan alam ini yang tidak beraturan menjadi beraturan. Serta pemikirannya yang ideal dalam sebuah negara, ada tiga golongan; yaitu golongan yang teringgi, golongan pembantu, dan golongan rakyat biasa. Ia dinobatkan sebagai pemikir idealisme. Ide yang dimaksudkan plato adalah ide yang mandiri, sempurna, abadi dan tidak pula berubah-ubah.
Plato menjustifikasi realitas menjadi dua; dunia ide dan dunia bayang-bayang atau jasmani. Dengan ini Plato mempertemukan pemikiran antara Heraklitos (filsafat ada) dengan Parmenides (filsafat menjadi).
Dalam politiknya bahwa sistem pemerintah harus didasari oleh idea yang tertinggi yaitu idea kebaikan, kemauan untuk melaksanakan itu tergantung pada budi. Tujuan pemerintahan yang benar adalah mendidik warga negara mempunyai budi yang hanya bersumber dari pengetahuan. Oleh karena itu, ilmu harus berkuasa di dalam suatu negara. Itulah sebabnya Plato menyatakan bahwa kesenangan dunia tidak akan berakhir sebelum filosof menjadi raja dan raja-raja menjadi filosof.
3.Aristoteles (384-322 SM) lahir di Stragyra, Yunani utara dan juga murid Plato. Pemikirannya berbeda dengan gurunya, ia menerima yang berubah dan menjadi yang bermacam-macam bentuknya, yang semua itu berada dalam dunia pengalaman sebagai realitas yang sesungguhnya. Makanya Aristotels dikenal dengan filsug Realisme. Pendekatan Aristoteles adalah empiris. Aristoteles juga menjelaskan bahwa kebaikan terletak di tengah-tengah antara dua ujung yang paling jauh.
Aristoteles lebih dianggap sebagai bapak empirisme, menurutnya dalam negara kita harus memikirkan bukan saja bentuk pemerintahan yang terbaik, namun juga apa yang mungkin dan paling mudah dicapai oleh semua.
Dalam mengatur negara, ia juga memberikan banyak jasa dalam membedakan tiga bentuk negara yang sempurna, yakni negara yang dipimpin oleh seorang, sejumlah kecil orang, dan banyak orang, disebutkan juga monarki, aristokrasi dan politeia. Menurutnya tugas utama negara adalah menyelenggarakan kepentingan umum. Inti pemikiran politiknya setidaknya ada empat premis etis dan filosofis yang sangat terkenal yaitu; pertama, manusia adalah makhluk rasional yang memiliki kehendak bebas, kedua, politik adalah ilmu praktis, ketiga, ada hukum moral universal yang harus dipatuhi semua manusia, dan keempat, negara adalah institusi alamiah.
4.Perbedaan Plato dan muridnya Aristoteles adalah kalau Plato idealis, spekulatif dan sugestif. Sedangkan Aristoteles adalah sosok tokoh pemikir yang kritis, analitis, empiris dan tidak spekulatif. Dalam filsafat kristen, Agustinus lebih Platonian sedangkan Aquinas lebih Aristotelian. Di Jerman lebih pada mazhab Platonian. Hegel, Karl Marx, dan pemikir mazhab Frakfurt hanya beberapa kelompok saja yang berpedoman pada prinsip-prinsip pemikiran Plato.

Filsafat Abad Pertengahan
Filsafat abad pertengahan lazim disebut filsafat skolastik. Kata tersebut diambil dari kata schuler yang berarti ajaran atau sekolahan. Pasalnya, sekolah yang diselenggarakan oleh Karel Agung mengajarkan apa yang diistilahkannya dengan artes liberales. Meliputi mata pelajaran gramatika, geometria, arithmatika, astronomi, musika dan dialektika. Pada abad skolastik disini berkisar pada abad 9-15 yang mempunyai corak khusus yaitu filsafat yang dipengaruhi agama.
Perkembangan filsafat Yunani hingga menyebar luas keberbagai bangsa diantaranya bangsa Romawi. Romawi merupakan kerajaan terbesar di daratan Eropa pada saat itu yang bersamaan dengan nama Kristen. Masa pertumbuhan dan perkembangan filsuf Eropa sekitar abad 5 belum memunculkan ahli pikir tetapi, setelah abad 6 Masehi barulah muncul ahli pikir (filsuf). Jadi filsafat Eropalah yang mengawali filsafat Barat pada abad pertengahan (Skolastik).
Angagapan pertama, bahwa Tuhan turun ke bumi (dunia) dengan membawa kabar baik bagi umat manusia. Kedua, walaupun orang-orang mengenal agama baru tapi mereka menganggap filsafat Yunani yang dianggap sebagai sumber kebijaksanaan yang tidak diragukan lagi kebenarannya.
Filsafat barat abad pertengahan (476-1492 M) juga dapat dikatakan sebagai abad gelap. Karena gereja sangat membelenggu manusia, manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Pada saat ini teologilah yang jadi prioritas pemikiran, jadi manusia akan di hukum jika ada yang menyelidiki agama untuk dirasionalkan.
Karakter filsafatnya pada abab pertengahan (Skolastik); pertama, cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja, kedua, berfilsafat didalam lingkungan ajaran Aristoteles, ketiga, berfilsafat dengan pertolongan Augustinus. Abad kegelapan disini manusia terbelenggu oleh kebijakan dominasi gereja.
Filsafat abad pertengahan dibagi dua periode, yaitu Periode Skolastik Islam dan Periode Skolastik Kristen.
A.Periode Skolastik Islam (Arab)
Kendati islam sudah dikenal oleh dunia sejak awal abad VII Masehi, namun filsafat dikalangan kaum Muslim baru mulai pada awal abad VIII. Karena pada abad pertama perkembangan Islam tidak terdapat isme-isme atau paham-paham selain wahyu. Dalam kalangan Muslim filsafat dianggap berkembang dengan baik mulai abad IX Masehi hingga abad XII. Keberadaan filsafat pada masa ini juga menandai masa kegemilangan dunia Islam yaitu selama masa Daulah Abbasiyah di Baghdad (750-1258) dan Daulah Amawiyah di Spanyol (755-7492).
Istilah Skolastik Islam jarang dipakai dalam khazanah pemikiran Islam, istilah yang sering dipakai adalah ilmu kalam atau filsafat islam. Kedua ilmu tersebut dalam pembahsannya dipisahkan (Hasbullah Bakry).
Periode Skolastik Islam dapat dibagi empat masa, yaitu:
1.Periode Kalam Pertama
Periode ini ditandai kelompok-kelompok mitakallimin/aliran-aliran dalam ilmu kalam, yaitu:
a.Khawarij (Paham Teokratik)
b.Murjiah
c.Qadariyah (meyakini adanya usaha dan mengingkari doa)
d.Jabariyah (meyakini doa dan mengingkari adanya usaha)
e.Mu’tazilah (rasional) yang dimotori oleh Wasil bin Atha dan dianggap sebagai rasionalisme islam.
2.Periode Filsafat Pertama
Periode ini ditandai oleh munculnya ilmuwan dan ahli-ahli dalam berbagai bidang yang menaruh perhatian terhadap filsafat Yunani terutama filsafat Aristoteles, yaitu munculnya filsuf islam di wilayah timur.
a.Al-Kindi (806-873 M)
b.Al-Razi (865-925 M)
c.Al-Farabi (870-95- M)
d.Ibn Sina (980-1037 M)
3.Periode Kalam Kedua
Periode ini ditandai munculnya tokoh-tokoh kalam yang besar pengaruhnya, diantaranya:
a.Al-Asy’ari (873-957 M) ia awalnya penganut Mu’tazilah tapi karena tidak puas keterangan-keterangan yang diberikan gurunya Al-Jubai, akhirnya ia keluar dari Mu’tazilah. Aliran dan pahamnya disebut Asy’ariyah dan juga disebut Al-maturidi.
b.Al-Ghazali (1065-1111 M) ia diknal dengan “Hujjatul Islam” (benteng Islam). Semula seorang mutakallimin, karena tidak puas ia beralih kelapangan filsafat, dan ternyata juga tidak puas beralih pada tasawwuf, terbukti dalam bukunya Tahafut al-Falasifah.
4.Periode Filsafat Kedua
Ditandai dengan munculnya sarjana dan ahli dalil-dalil dalam berbagai bidang yang juga meminati filsafat. Mereka semua hidup pada masa Daulah Amawiyah di Spanyol (Eropa) pada saat Eropa sedang dalam keadaan kegelapan. Dengan tampilnya filsuf Muslim di Eropa, Yaitu:
a.Ibnu Bajjah (1100-1138 M), di Barat de kenal Avempace.
b.Ibnu Thufail (1185 M) di Barat di kenal Abubacer.
c.Ibnu Rusyd (1126-1198 M) di Barat di kenal Averroce.
Pembelaan terhadap filsafat dan para filsuf atas serangan-serangan Al-Ghazali.
Sampai abad ke 12 oarang-orang Barat belum mengenal filsafat Aristoteles secara keseluruhan. Buku peranan ahli pikir Islam atas kemajuan dan peradaban Barat banyak disembunyikan, Barat tidak mengakui secara terus terang jasa para ahli pikir Islam.
5.Periode Kebangkitan
Periode adanya kesadaran dan kebangkitan kembali dunia Islam setelah mengalami kemerosotan alam pikiran sejak abad XV hingga abad XIX. Oleh karenanya periode ini disebut juga Renaissans Islam. Di antara tokoh yang berpengaruh adalah Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Muhammad Iqbal dan masih banyak lagi.
B.Periode Filsafat Skolastik Kristen
Dalam sejarah perkembangannya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu masa skolastik awal, masa sklolastik keemasan dan masa skolastik akhir.
1.Masa Skolastik Awal (Abad 9-12 M)
Kemerosotan pemikiran filsafat pada masa pra-Yunani disebabkan kuatnya dominasi golongan gereja. Muncullah ilmu ilmu pengetahuan yang dikembangkan di sekolah-sekolah. Pertama kali timbul Skolastik di Biara Italia Selatan dan akhirnya berpengaruh ke daerah-daerah lain.
Pemikiran yang sangat mencuat pada saat itu adalah perdebata antara rasio dan wahyu (agama). Menurut Anselmus, rasio dapat dihubungkan atau digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan. Hubungannya adalah saya percaya supaya saya mengerti. Setelah itu muncullah persoalan universalia. Dalam ini, ada tiga pendapat; pertama, Ultra-realisme mengatakan perkara-perkara atau esensi benar-benar ada, lepas dari penggambaran dalam pikiran. Kedua, Nominalisme, ia beranggapan bahwa universalia hanyalah nama atau bunyi saja (flatus foice) dan tidak ada dalam realitas. Ketiga, Moderato Realisme, ia mengambil jalan tengah dengan pernyataannya bahwa universalia yang nyata tidak ada dirinya sendiri. Yang ada hanyalah ide tentang universalia yang ada pada pikiran manusia. Tokoh dari ini yaitu Thomas Aquinas dan Petrus Abaelardus (1079-1180 M), Petrus tokoh terakhir dari paham ini, serta ia dilahirkan di Le Pallet, Prancis.
Anselmus menyatakan bahwa berfikir harus sejalan dengan iman, Abaelardus memberikan alasan bahwa berfikir diluar iman (di luar kepercayaan) karena itu ia berfikir merupakan suatu yang berdiri sendiri.
2.Masa Skolastik Keemasan
Ditandai dengan munculnya karya non-Kristiani dan filsuf Islam mulai berpengaruh sejak pertengahan abad ke-12. Masa ini juga merupakan masa kejayaan Skolastik yang berlangsung dari tahun 1200-1300 M. Dan munculnya beberapa Universitas dan ordo-ordo yang menyelenggarakan pendidikan ilmu pengetahuan.
Adanya perlawanan dari Augustinus disebabkan adanya anggapan bahwa ajaran Aristoteles yang dikenal mulai abad ke-12 telah diolah dan tercemar oleh filsuf Arab (Islam), makanya dianggap membahayakan ajaran Kristen. Dalam menghindarinya Albertus Magnus dan Thomas Aquinas sengaja menghilagkan unsur-unsur atau selipan dari Ibn Rusyd.

1 komentar:

  1. itu dosen saya filsafat yaaa???? bapak Dr.Ali Maksum,M.Ag.,M.Si. kereeeeeeeeeennn dah, bisa membantu saya mengerjakan tugas dari beliau :)

    BalasHapus